Manusia tak dapat hidup tanpa
bantuan orang lain, sekaya apapun orang tersebut. Setiap orang pasti membutuhkan
bantuan orang lain. Dan setiap orang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Di
sinilah pentingnya kita memberi manfaat kepada orang lain. Setiap orang dapat
memberi manfaat sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang ia miliki. Seorang
guru dapat memberi manfaat dengan ilmu yang ia miliki. Seorang petani dapat
memberi manfaat dengan hasil panen yang ia dapatkan.
Besar ataupun kecilnya manfaat yang
kita berikan, bukanlah menjadi hal yang utama. Yang paling utama adalah niat
ikhlas untuk memberi manfaat kepada orang. Keikhlasan ini yang akan menjadikan
amalan yang terlihat kecil dan remeh di mata manusia, menjadi bernilai tinggi
di hadapan Allah swt. Sebagai contoh, sering kali orang meremehkan peranan guru
ngaji di kampung-kampung. Ya, orang-orang yang ikhlas untuk mengajarkan kepada
anak-anak kita bagaimana cara membaca al-Quran, tanpa meminta imbalan
sepeserpun. Bukannya mereka tak butuh akan uang, tetapi mereka segan untuk
meminta hal itu, meski sebenarnya mereka berhak untuk mendapatkannya. Mungkin,
jika bisa digambarkan, mereka ini seperti para sahabat nabi saw., yang
digambarkan di dalam al-Qur’an dengan:
...يَحْسَبُهُمُ
الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمَاهُمْ لَا
يَسْأَلُوْنَ النَّاسَ إِلْحَافًا...(البقرة: 273)
“...orang yang
tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada
orang secara mendesak...”.
Banyak orang yang meremehkan peranan
mereka di masyarakat, padahal mereka memiliki peranan dan posisi penting dalam
keilmuan Islam. Untuk mendalami ilmu keagamaan-langsung dari sumbernya-,
seseorang harus menguasai bahasa Arab. Dan untuk menguasai bahasa Arab-beserta
perangkat gramatika bahasa dan sasteranya-seseorang harus menguasai
terlebih dahulu tulisan Arab. Dan penguasaan itu bisa diperoleh melalui-salah
satunya-dengan belajar membaca al-Qur’an, karena dengan bahasa Arablah al-Qur’an
diturunkan.
***
Rasulullah saw.,
bersabda:
خَصْلَتَانِ لَا شَيْءَ أَفْضَلُ
مِنْهُمَا: اَلْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ بِالْمُسْلِمِيْنَ. وَخَصْلَتَانِ لَا
شَيْءَ أَخْبَثُ مِنْهُمَا: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُرُّ بِالْمُسْلِمِيْنَ.
“dua perkara
yang tidak ada sesuatupun lebih baik dari keduanya, (yaitu) beriman kepada
Allah swt., dan memberi manfaat kepada kaum muslim. Dan dua perkara yang tidak
ada sesuatupun yang lebih kotor dari keduanya, (yaitu) menyekutukan Alla swt.,
dan membahayakan kaum muslim”.
Syaikh Nawawi al-Bantani di dalam
kitab Nashaihul ‘Ibad menjelaskan bahwa memberi manfaat kepada kaum
muslim dapat dilakukan dengan perkataan, jabatan, harta, atau anggota badan.[i] Segala
hal yang memiliki potensi untuk mendatangkan manfaat bagi diri dan orang
banyak, harus dijadikan peluang untuk berbuat kebajikan. Yang menarik dari
hadis di atas adalah bagaimana Rasulullah saw., menyandingkan kalimat “memberi
manfaat kepada kaum muslim” dengan “beriman kepada Allah swt.”. Ini menunjukkan
bagaimana tingginya posisi “memberi manfaat” di dalam ajaran Islam. Syaikh
Nawawi-di dalam kitab yang sama-menjelaskan bahwa hal itu karena semua perintah
Allah berpusat pada dua hal, yaitu mengagungkan dzat-Nya dan bersikap welas
asih kepada makhluk ciptaan-Nya. Oleh karenanya, perintah sholat disandingkan
dengan perintah untuk berzakat, atau perintah bersyukur kepada-Nya yang disandingkan
dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.[ii]
***
Saat ini, masyarakat Indonesia
sedang menghadapi pandemi Covid-19, yang entah hingga kapan pandemi ini akan
berakhir. Di bulan-bulan ini, masyarakat-terutama ekonomi lemah-akan menghadapi
masa-masa sulit. Perekonomian bisa saja akan ambruk. Inilah saat yang tepat
bagi kita untuk memberi manfaat bagi orang lain. Pemerintah dan pejabat dengan
melakukan kebijakan-kebijakan yang tepat dan pro rakyat, ulama dengan
memberikan nasehat-nasehat untuk terus bersabar dan mendekatkan diri kepada
Allah, orang-orang kaya dengan menyisihkan sedikit dari hartanya dan membantu
orang yang membutuhkan, dan orang-orang lemah dan terzhalimi dengan mendoakan para
pemimpin dan dermawan dengan doa-doa kebaikan. Karena tiada penghalang antara
Allah dengan doa-doa mereka.
Gorontalo, 05 April 2020
0 comments:
Post a Comment