Sunday, November 18, 2012

Memaknai Hijrah

Hijrah merupakan tonggak sejarah terpenting dalam islam sesudah diangkatnya Muhammad bin Abdullah sebagai Nabi dan Rasul. Hijrah merupakan titik awal kemajuan islam, sesudah dakwah islam di Mekkah mengalami penolakan dari penduduk Mekkah. Islam berkembang begitu pesat di Madinah, sesuatu yang tak akan terjadi bila Rasulullah dan Sahabat r.a. tetap bertahan di Mekkah.
Maka tak heran bila Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. memilih Hijrah sebagai awal penanggalan kalender islam. Hijrah merupakan tonggak kebangkitan dan kemajuan islam, sesuatu yang ingin ditularkan oleh Umar bin Khattab r.a. kepada generasi umat islam. Setiap tahun berganti, hendaknya islam semakin maju dan berkembang, sebagaimana hijrah telah mengawali kejayaan umat islam.
Kelahiran Nabi Muhammad ataupun pengangkatan Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi dan Rasul memang begitu penting bagi umat islam. Namun Umar bin Khattab ingin menghindarkan umat ini dari kemusyrikan yang mungkin saja bisa ditimbulkan bila kelahiran Nabi Muhammad dijadikan patokan awal kalender Islam. Umar r.a. tak menginginkan hal tersebut.
Hijrah memiliki makna yang begitu luas dalam islam. Berikut ini adalah makna – makna hijrah :
1.      Pindah dari Mekkah menuju Madinah. Ini makna awal dalam hijrah, yaitu meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah.
2.      Meninggalkan daerah yang penuh kekufuran menuju daerah yang penuh keimanan. Ini merupakan makna turunan dari makna hijrah di atas. Seorang muslim yang tinggal di suatu daerah yang banyak non muslim, maka ia hendaknya meninggalkan daerah tersebut dan berpindah di lingkungan islami. Hal itu karena bisa merusak akidah seseorang, apalagi bila masyarakat tersebut tidak memberikan kebebasan beribadah bagi umat islam. Maka menjaga agama harus diutamakan bagi seorang orang tersebut.
3.      Meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW :
المُـهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَـا نَـهَـى اللهُ عَنْـهُ (رواه البخـاري)
“orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah SWT”
Berdasarkan tiga makna hijrah di atas, hendaknya kita semakin meningkatkan kualitas keimanan kita. setiap hari, bulan, dan tahun berganti maka semakin meningkat pula kualitas keimanan kita. salah satunya dengan cara meninggalkan setiap larangan Allah SWT.
Menjaga agama harus menjadi prioritas utama seorang muslim meskipun hal tersebut harus dilakukan dengan meninggalkan tempat tinggalnya dan tanah kelahirannya, bila semua itu mengganggu kualitas keimanannya. Kehilangan harta benda tak ada artinya bila dibandingkan dengan kehilangan akidah dan agama. Kehilangan harta hanya akan membuat kita sengsara di dunia, namun kehilangan agama membuat kita sengasara di akherat yang kekal.
Hijrah memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah SWT. Allah mengangkat derajat orang yang berhijrah dan memberikan ampunan kepada mereka. Allah SWT berfirman :
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَ هَاجَرُوْا وَ جَـاهَدُوْا فِي سَـبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَ أَنْفُـسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ  وَ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَـائِزُونَ
20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Oleh karena itu, dengan momen tahun baru islam mari kita tingkatkan kualitas keimanan kita menjadi lebih baik.
SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H
Gorontalo, 15 November 2012

0 comments:

Post a Comment