Thursday, November 10, 2011

Mereka Adalah Pahlawanku

kebetulan hari ini adalah hari pahlawan,maka terbersit dalam benak saya untuk menceritakan sosok pahlawan dalam hidup saya. setiap kita pasti memiliki sosok pahlawan yang kita idolakan dan kita banggakan. begitu pula dengan saya. saya memiliki pahlawan yang saya banggakan, cintai dan hormati. mereka adalah kedua orangtua saya; ayah dan ibu.
Bapak, begitulah saya memanggil beliau. atau -sebagai orang jawa - saya juga sering memanggil beliau dengan Pae (baca ; pa-e). panggilan khas Jawa untuk ayah. sebenarnya tidak ada yang istimewa pada bapak saya. beliau bukanlah seorang yang berkedudukan tinggi, bukan pula seorang yang kaya raya, juga bukan seorang Kyai ataupun jabatan lainnya yang patut dibangga-banggakan di hadapan teman - teman. ayah saya hanya kelas pekerja yang memiliki kasta rendah di Negeri ini sehingga sering diterlantarkan dan dianak-tirikan oleh negara, yaitu kelas Petani. bahkan lebih dari itu, ayah saya hanyalah mantan Petani.

namun bagi seorang anak, ayah adalah panutan dan inspirasi dalam menjalani kehidupan tak peduli apa dan bagaimana kedudukan dan pekerjaan ayah kita. sadar atau tidak, kita sering terpengaruhi oleh tingkah laku kedua orang tua kita. dan saya sangat bersyukur bahwa saya lahir dan besar dari keluarga yang patuh beragama. saya bersyukur karena dengan itulah, saya lahir dan tumbuh menjadi anak yang paham agama.bukan hanya itu, saya juga yakin bahwa setiap sesuap nasi yang mereka berikan kepada saya, adalah hasil dari usaha yang halal bukan hasil dari korupsi dan usaha - usaha yang haram lainnya.
saya teringat ketika saya masih kecil, ketika saya malas melaksanakan shalat lima waktu. maka dengan bentakkan dan tatapan tajam bapak saya, saya bergegas lari ke Musholla untuk ikut melaksanakan Shalat Berjama'ah. begitu pula ketika saya sedang enggan untuk belajar membaca Al-Qur'an. terus terang ketika itu saya jengkel, kenapa saya tidak memiliki kebebasan seperti teman - teman saya yang lainnya. mereka bebas untuk bermain dan tidak belajar mengaji. namun, perlahan tapi pasti, saya mulai menyukai mengaji dan kini saya sangat bersyukur berkat bentakan beliau saya bisa mengaji.
hal lain yang saya sukai adalah ketika waktu Ramadhan. untuk membiasakan saya shalat tarawih berjama'ah, beliau sering mengiming - imingi saya dengan membelikan petasan ataupun baju baru asalkan saya bisa melaksanakan shalat tarawih berjama'ah tanpa ada yang bolong. hasilnya saya semakin bersemangat melaksanakannya. dan tak terasa, ketika teman - teman sebaya saya merasa kepayahan melaksanakan shalat tarawih, maka saya sudah biasa dan terbiasa berkat latihan yang bermula dari  iming - iming beliau kepada saya.
dan hal yang saya paling sukai adalah mendengarkan beliau bercerita tentang masa muda beliau. tentang usaha dan kerja keras beliau untuk bisa melanjutkan pendidikan di SMP. tentang pengorbanan beliau meninggalkan keluarga dan kampung halaman demi bisa melanjutkan sekolah. tentang kesusahan mereka ketika harus meninggalkan tanah jawa demi mencari penghidupan yang lebih baik, meskipun saat itu ibu saya baru saja melahirkan kakak saya yang pertama. semua itu begitu berbekas di hati saya untuk terus giat belajar dan menjadi orang yang sukses. nasehat bapak kepada anak - anaknya agar selalu giat belajar dengan fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang dia dapatkan semakin memacu diri untuk menjadi lebih baik dan menjadi kebanggaan bapak.
berkat bimbingan dan asuhan beliau di waktu kecillah saya bisa menjadi remaja seperti ini. bapak saya adalah orang yang kaku dan tegas kepada anak - anaknya, terutama kepada saya. namun di balik ketegasan beliau saya yakin bahwa beliau sangat mencintai dan menyayangi kami. hanya, dia tak ingin anaknya menjadi sosok yang lemah dan manja. seperti kata orang " kasih sayang seorang ayah terletak pada ketegasannya kepada anaknya". 
matur nuwun pae, engkau adalah pahlawanku.
sosok pahlawan kedua saya adalah ibu saya. saya sering memanggil beliau dengan Mak atau Mae (Ma-e). ibu saya - seperti ayah saya - bukanlah orang yang patut dibanggakan. beliau bukanlah seorang guru atau doker. bukan juga perawat atau dosen, seperti kebanyakan ibu - ibu yang lainnya. ibu saya hanyalah seorang lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs)yang mencurahkan perhatiannya untuk mengurus rumah serta kami, anak - anak beliau.namun bagi saya, Mae adalah orang terbaik yang tiada duanya di dunia ini. beliau adalah tempat saya berkeluh kesah dan mencurahkan tangisan saya ketika teman - teman saya merampas mainan saya. atau ketika mereka bersekongkol tidak ingin bermain dengan saya karena saya tidak ingin membagikan permen yang saya miliki.
Mae adalah segalanya bagi saya. ketika saya sedang dimarahi oleh bapak saya, maka kepada beliaulah saya mengharapkan pembelaan. ketika saya sedang malas mengaji al-Qur'an, beliaulah yang membujuk saya untuk tetap mengaji meskipun dengan ogah - ogahan. ketika saya sedang malas mengaji, maka beliau dengan sabar menuntun saya untuk bisa menyelesaikan membaca al - Qur'an. atau ketika saya sudah kepayahan latihan berpuasa sehari penuh, maka beliau dengan penuh kasih sayang berusaha membujuk saya agar bisa menuntaskannya hingga adzan maghrib. pun ketika saya enggan bangun untuk melaksanakan shalat shubuh, maka beliau dengan sabar terus berusaha membangunkan saya untuk bisa melaksanakan shalat shubuh tepat waktu.
namun beliau bukanlah tipe orang yang suka memanjakan anaknya. ketika kenakalan saya memuncak, maka tanpa segan beliau akan menjewer telinga saya ataupun mencubit paha saya hingga menangis. akan tetapi setelah itu pula, beliau segera memeluk saya dan berusaha menenangkan saya sambil sesekali menasehati saya dan meminta saya agar tidak mengulangi kenakalan saya lagi. 
dengan tempaan dan kasih sayang mae lah saya menjadi sosok yang senantiasa dilimpahi kasih sayang, yang tak bisa didapatkan oleh sebagian anak - anak seusia saya karna permasalahan keluarga juga karena kesibukan kedua orang tua. saya sangat bersyukur bahwa saya memiliki orang tua yang menyayangi saya tapi tidak memanjakan saya. berkat beliau lah, saya bisa menjadi orang seperti ini.
matur nuwun Mae, engkau adalah pahlawanku. di bawah kakimu, aku mengharapkan surga tuhanku.

ini pahlawanku... mana pahlawanmu??!!

Selamat Hari Pahlawan !!!

(Hubulo, 10 November 2011

0 comments:

Post a Comment