Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi

Bapak Kitab Kuning Indonesia.

Koruptor Masuk Surga

Bahkan Koruptor Pun Bisa Masuk Surga.

Indahnya Kebersamaan

Hargailah Waktu Bersama Orang-Orang Tersayang.

Penerimaan Santri Hubulo Tahun Pelajaran 2016/2017

Pendaftaran Santri Baru Pesantren Hubulo dibuka mulai tanggal 1 Maret hingga 22 Mei 2016.

Senandung Seribu Menara

Salah Satu Keindahan Mesir Sebagai Negeri Seribu Satu Menara Adalah Seruan Adzan Yang Sangat Merdu Serta Saling Bersahutan.

Sunday, May 24, 2015

Seleksi Mahasiswa ke Mesir, Sudan, dan Maroko Tahun Akademik 2015/2016

setelah beberapa waktu menunggu akhirnya informasi tentang seleksi mahasiswa ke Timur Tengah (Mesir, Sudan, dan Maroko) hadir kembali. seperti tahun sebelumnya, pendaftaran peserta seleksi melalui sistem online.

Adapun persyaratan dan ketentuan mengikuti seleksi sebagai berikut:
1.      mengisi formulir pendaftaran online melalui website: diktis.kemenag.go.id
2.      pas photo berwarna ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar
3.   melampirkan foto copy ijazah madrasah aliyah/podok pesantren yang telah dilegalisir oleh sekolah setempat dengan ketentuan bahwa usia ijazah tidak lebih dari 2 tahun (khusus yang ke Maroko tidak boleh lebih dari 1 tahun). Apabila belum memiliki ijazah maka harus melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah.
4.      Semua persyaratan (hard copy) harus diserahkan langsung ke lokasi pendaftaran tanggal 12 Juni 2015.

Info penting lainnya:
-          Pendaftaran online dibuka dari tanggal 25 Mei s.d. 8 Juni 2015.
-      Seleksi tahap pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
-   Seleksi tahap kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Juli 2015 bertempat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
-          Hasil seleksi tahap kedua diumumkan pada tanggal 15 Juli 2015.

Hal-hal lainnya dapat anda ketahui melalui website-website berikut ini:
Diktis Kemenag



Maulid Nabi dan Kemunduran Akhlak

Dan tidaklah aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia(Al-Hadits).

Penggalan hadits di atas mempunyai makna yang begitu besar dalam tujuan risalah nabi besar kita. Sejarah membuktikan, bahwa nabi Muhammad adalah orang yang terkenal dengan julukkan " Al-Amien" yang artinya terpercaya dalam sejarah pra islam. Dengan julukan itu pula, masyarakat Arab Quraisy dengan senang hati menyerahkan urusan peletakan hajar aswad kepada nabi Muhammad. Di zaman itu, kemerosotan moral merajalela. Ayah tega mengubur anak-anak perempuannya hidup-hidup, anak laki-laki sulung berhak mewarisi istri ayahnya apabila meninggal, perzinahan merajalela, perselisihan dan pertempuran antar suku terjadi di mana-mana, dan masih banyak lagi bentuk kebejatan moral mereka ketika itu. Pada era seperti itulah, Allah swt. Mengutus nabi Muhammad untuk membawa risalah agamanya, dan bagian terpenting dari risalah itu sendiri adalah memperbaiki kebobrokan moral manusia.

Secara perlahan, nabi Muhammad memperbaiki moral masyarakat saat itu, agar mereka memiliki akhlak karimah yang sesuai dengan tuntunan islam. Maka perzinahan pun dilarang, mabuk-mabukan diharamkan, perintah untuk berbakti pada orang tua, dan masih banyak lagi tuntunan islam dalam masalah akhlak. Akhirnya, lambat laun masyarakat arab pun berubah menjadi masyarakat yang bermoral dan beradab.

Berbicara masalah akhlak, nabi Muhammad merupakan sosok yang paling pantas untuk kita teladani. Allah sendiri memuji akhlak nabi Muhammad dengan firmanNya yang berbunyi: dan sungguh engkau(Muhammad ) memiliki akhlak yang mulia (Q.S. Al-Qalam: 4). Pujian seorang atasan terhadap bawahannya merupakan penghargaan kepadanya, begitu pula pujian Allah terhadap akhlak nabi Muhammad. Bahkan, Allah memerintahkan kita untuk berqudwah kepada nabi Muhammad. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu"(Q.S. Al-Ahzab: 21 ). Oleh karena itu, sungguh pantas kalau kita menempatkan nabi Muhammad pada podium utama untuk menjadi sosok idola kita.

Kini, setelah berabad-abad lamanya nabi Muhammad meninggalkan kita semua, umat islam perlahan-lahan kembali kepada zaman jahiliyyah modern. Moral kita kembali kepada keadaan seperti sebelum terbitnya cahaya islam. Perzinahan kembali merajalela, bukan hanya oleh orang non-islam, tapi orang yang mengaku islam sendiri sudah tidak malu-malu lagi melakukan hal itu. Tempat-tempat prostitusi sudah menjamur di beberapa daerah yang note benenya malah berbasis islam. Bahkan lebih parahnya lagi, pemerintah memberikan legalisasi untuk prostitusi itu sendiri. Perjudian kembali hidup di tengah-tengah kita dan menjadi parasit bagi kehidupan kita, bahkan ia sudah menjadi candu bagi sebagian orang. Shabu-shabu dan mabuk-mabukan pun tak ketinggalan dengan itu semua. Hampir di setiap kios-kios tersedia minuman-minuman keras. Pemuda-pemuda pun beralih profesi menjadi pemabuk di sudut-sudut jalanan dan meninggalkan tugas utamanya, yaitu berjuang mempertahankan islam.

Di tengah-tengah zaman seperti inilah, dibutuhkan suatu filter untuh mencegah penyebaran penyakit moral yang lebih parah. Filter yang bukan saja untuk mencegah, tetapi juga untuk mengobati penyakit menular yang sangat meresahkan ini. Dan di antara filter itu adalah dengan memperingati maulid nabi Muhammad saw. Dengan memperingati maulid nabi, kita bisa mengintrospeksi diri kita dari kelalaian kita yang selama ini telah kita perbuat dan mengambil hikmah dari tujuan risalah rasul serta menggali sisi-sisi kemuliaan akhlak nabi Muhammad untuk kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Terlepas dari perselisihan pendapat para ulama’ seputar hukum maulid nabi Muhammad saw, penulis melihat betapa pentingnya penyelenggaraan peringatan maulid nabi dan cenderung mendukung pendapat yang mengatakan bahwa hukum maulid nabi adalah boleh. Hal itu berdasarkan manfaat yang dihasilkan dari pelaksanaan maulid nabi. Selain itu, selama hal itu tidak berdampak negatif dan tidak bertentangan dengan masalah aqidah, maka itu bisa digolongkan dengan bid’ah hasanah, seperti penggolongan yang dilakukan oleh Imam Syafi’ie terhadap bid’ah.

Akhirul kalam, dengan peringatan maulid nabi ini, semoga kita bisa meneladani jejak-jejak kehidupan nabi Muhammad dan menambah kecintaan kita kepada beliau. 

Catatan:
Tulisan ini saya tulis sekitar tahun 2007 saat saya masih di Mesir. iseng-iseng saya mencari-cari tulisan saya di mesin pencari google dan mendapatkan tulisan saya ini di salah satu forum, yang bahkan saya sendiri hampir lupa bahwa saya telah menulisnya. maka saya merepost tulisan ini agar tetap terjaga dan tidak mubazir.


Gorontalo, 24 Mei 2015

Wednesday, May 13, 2015

Indahnya Kebersamaan



Saya memiliki 2 orang kakak perempuan, Isro’anah dan Dewi Azzah. Selama ini kami selalu akur dan jarang berselisih paham. Namun bisa dibilang bahwa kami sangat jarang berkumpul bersama-sama dalam waktu yang lama. Tuhan menuntun kami menuju takdir kami masing-masing .
Ketika saya masih kecil, kakak pertama saya dikirim oleh ayah ke pulau Jawa, tempat nenek moyang kami, untuk menuntut ilmu dan menimba pengalaman hidup. Selama empat tahun, ia hidup di Blitar dan bersekolah di MAN Tlogo. Sementara saya dan kakak kedua tinggal bersama ayah dan ibu di kampung. Ada rasa kehilangan, namun untuk meraih cita-cita harus ada pengorbanan yang diberikan.
Belum jua kakak pertamaku kembali ke kampung, kakak kedua juga harus melanjutkan studi di luar daerah. Maklumlah, saat itu di kampung saya belum ada sekolah setingkat SMA/SLTA. Sehingga bila ingin melanjutkan studi, maka harus pergi merantau ke kota. Kakakku masih bersekolah di sekitar Provinsi Gorontalo. Tidak jauh memang, tetapi tetap saja kakakku harus meninggalkan kampung karena tidak memungkinkan untuk pulang balik dari kota ke kampung. Ia bersekolah di SMEA Limboto, saat ini bernama SMKN I Limboto. Ia tinggal dan menumpang di rumah orang yang bersedia memberikan tempat tinggal buat kakakku. Jadilah saya sendirian di rumah tanpa kedua kakak saya. Dan itu berlangsung selama beberapa tahun.
Setelah beberapa tahun, kakak pertama saya kembali. Ada rasa canggung bagi bertemu kembali dengan kakak yang telah lama merantau ke pulau Jawa. Perlu diingat, bahwa saat itu belum ada facebook, twitter, atau sosial media lainnya. alat komunikasi lainnya seperti telepon pun sangat sulit untuk dijangkau, sehingga komunikasi dilakukan dengan menggunakan pos surat, dan itu memakan waktu yang lama untuk sampai di tangan kita. Tak lama setelah kakak pertama berada di rumah, kakak kedua saya ternyata juga ditakdirkan untuk meninggalkan pulau sulawesi dan menuju pulau jawa. Dan kali ini tidak diketahui sampai kapan ia di Jawa.
Ceritanya begini, pemilik rumah tempat kakak kedua saya menumpang sangat menyayangi kakak saya, dan mereka sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri. Kebetulan mereka tidak memiliki anak perempuan sehingga menjadikan kakak saya layaknya anaknya sendiri. Karena tugas dinas, kedua orang tua tersebut dimutasi ke pulau jawa, tepatnya ke tempat asal mereka di pulau jawa. Mereka ingin mengajak kakak saya turut serta ke pulau jawa. Setelah beberapa lama musyawarah dengan ayah, maka kakak pun diizinkan untuk pergi ke jawa timur, merantau dan mencari pengalaman hidup. Hingga saat ini, kakak saya masih di Surabaya. Bisa dikatakan bahwa ia telah menetap di sana, membangun keluarga dan mendapatkan pekerjaan yang mapan. Dalam beberapa tahun sekali ia menyempatkan mudik ke Gorontalo dan bertemu dengan kami.
Setelah beberapa tahun kemudian, giliran saya yang harus meninggalkan kampung halaman dan masuk ke pesantren selama 6 tahun. Hanya pada liburan panjang saja saya bisa kembali ke rumah dan bertemu dengan orang tua dan kakak saya. Ternyata perantauan saya belum cukup di situ, setelah 6 tahun di pesantren saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kuliah di Mesir selama 4 tahun. Praktis selama itu pula saya tidak kembali ke tanah air dan berjumpa dengan keluarga. Setelah kembali ke tanah air, saya juga tidak bisa berlama-lama bersama dengan keluarga karena saya harus mengajar di pesantren.  Melihat jalan hidup kami, maka sangat jarang kami dapat berkumpul bersama-sama.
 Namun momen itu akhirnya datang juga, meskipun dengan waktu beberapa hari saja. Setelah beberapa tahun, akhirnya kami dapat berkumpul dalam sebuah  keluarga besar. Kakak-kakak saya dengan pasangan dan anak-anak mereka, beserta saya dan isteri saya. Tentunya ayah dan ibu juga ada. Kebetulan momen itu terjadi pada hari pernikahan saya. Saya merasakan indahnya kebersamaan yang sulit kami dapatkan. Cerita-cerita indah tentang masa lalu mengalir dan menggali memori terdalam kami. Dan entah kapan lagi kami dapat berkumpul seperti ini.
Sangat beruntung orang yang dapat berkumpul dengan orang-orang yang ia cintai dan menghargai kebersamaan itu. Namun sayangnya, masih banyak orang yang dianugerahi kebersamaan dengan orang-orang yang ia sayangi namun tidak menyadari dan menghargai anugerah itu. Kebersamaan itu seakan tak bermakna, dan penyesalan akan datang ketika orang-orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita.
Saya bersyukur meskipun kami jarang bersama, namun kami selalu menghargai waktu kebersamaan kami, dan saya berharap semoga ini akan selalu menjadi pedoman hidup kami.

Gorontalo, 13 Mei 2015

Tulisan ini untukmu Mbak Dewi....


Selamat Ulang Tahun Mbak....