Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi

Bapak Kitab Kuning Indonesia.

Koruptor Masuk Surga

Bahkan Koruptor Pun Bisa Masuk Surga.

Indahnya Kebersamaan

Hargailah Waktu Bersama Orang-Orang Tersayang.

Penerimaan Santri Hubulo Tahun Pelajaran 2016/2017

Pendaftaran Santri Baru Pesantren Hubulo dibuka mulai tanggal 1 Maret hingga 22 Mei 2016.

Senandung Seribu Menara

Salah Satu Keindahan Mesir Sebagai Negeri Seribu Satu Menara Adalah Seruan Adzan Yang Sangat Merdu Serta Saling Bersahutan.

Friday, July 1, 2011

Ngaku muslim tapi kok nggak bisa baca Qur’an

Beberapa waktu lalu, di sebuah media cetak lokal dimuat berita tentang keberhasilan program kepala daerah dalam mengentaskan pegawai negerinya dari buta aksara arab. Berita itu memuat tentang acara syukuran khatam iqra yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Ketika membaca berita tersebut, ada dua perasaan yang muncul di benak saya. Pertama, tentu saja gembira atas keberhasilan itu, karena dengan begitu semakin berkuranglah persentase orang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Kedua, miris dengan fakta bahwa orang yang sudah dewasa tapi tidak bisa membaca Al-Qur’an. Saya jadi berfikir dan bertanya – tanya seandainya tidak ada paksaan dari pemerintah melalui program tersebut, akankah para pegawai tersebut bisa membaca Al – Qur’an (Iqra’)?. Namun inilah fakta yang ada di masyarakat indonesia yang – katanya – memiliki jumlah muslim terbanyak di dunia. Di negeri yang mayoritas muslim ini, ternyata masih banyak orang yang tidak bisa membaca Al – Qur’an.

About Me



Nama lengkap saya adalah Adin Mustofa. Biasa dipanggil Adin. Saya lahir tanggal 1 Januari 1987 di Paguyaman, salah satu Kecamatan di Kab. Boalemo Propinsi Gorontalo. Mengenai tanggal lahir saya, sebenarnya agak unik. Menurut orang tua saya, sebenarnya saya lahir tanggal 31 Desember1986 pukul sebelas malam. Karena tanggung satu jam, akhirnya digenapkanlah tanggal lahir saya menjadi 1 Januari 1987. Dan tanggal ini lah yang saya gunakan hingga sekarang. Baik di akta kelahiran maupun Ijazah.
Kedua orang tua saya adalah orang Jawa asli Blitar yang kemudian transmigrasi ke Gorontalo. Dan di situlah saya lahir dan tumbuh hingga sekarang. Namun meskipun saya tumbuh dan besar di Gorontalo, saya tidak terlalu mengusai bahasa Gorontalo kecuali bahasa – bahasa yang penting untuk diketahui. Saya lebih mahir berbahasa ibu saya karena sejak kecil saya hidup dan berinteraksi dengan orang Jawa.
Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Saya adalah satu – satunya anak laki – laki dari ibu dan bapak saya. Kedua kakak saya sudah menikah dan masing – masing sudah memiliki 2 orang anak. sehingga jadilah saya sendiri yang belum menikah hingga saat ini dan masih menjadi beban orang tua.
Riwayat pendidikan saya di mulai dari SDN Inpres I Bongo I. saya merasa sangat beruntung karena saya tidak harus sekolah dari TK. Saya juga perlu berterima kasih pada Pak Harto, karena berkat instruksi beliau, maka berdirilah sekolah saya tersebut. Kalau tidak, saya tidak tahu harus sekolah di mana J. Namun sayang seribu kali sayang, sekolah saya yang dulunya sangat sederhana itu, kini sudah berubah nama menjadi SDN 11 Wonosari, sehingga saya bingung bila saya membutuhkan legalisasi ijazah SD saya, kemana saya harus pergi. J
Setelah 6 tahun sekolah di kampung sendiri, akhirnya saya harus meninggalkan kampung dan rumah sendiri menuju tempat yang sangat asing bagi saya. Saya melanjutkan studi saya di salah satu pesantren yang ada di Gorontalo, Namanya Pondok Pesantren Hubulo. Dua jenjang pendidikan saya, SMP dan SMA saya habiskan di pesantren tersebut. Jadi selama enam tahun saya lebih banyak menghabiskan kehidupan saya di pesantren tersebut. Saya hanya pulang ke rumah bila libur panjang selama seminggu atau lebih. Kurang dari itu, saya lebih baik tinggal di pesantren atau di rumah teman demi menghemat biaya dan tenaga.
Di pesantren itulah saya mulai berinteraksi dengan orang yang berlainan suku dengan saya. Tentu saja bahasa maupun dialek kami sangat berbeda. Dan itulah yang menyulitkan saya untuk beradaptasi. Namun seiring waktu berjalan (atau berputar, terserah anda memilih yang mana), saya menjadi terbiasa dan memiliki banyak teman, bahkan di antaranya menjadi sahabat karib saya.
Tinggal di pesantren dan berinteraksi dengan orang yang berbeda suku dengan saya, bukan berarti saya kemudian menjadi mahir dan lancar menggunakan bahasa mereka. Saya tinggal dan hidup di sebuah pesantren yang bagaikan sebuah Negara. Dan Negara tersebut hanya memiliki dua bahasa resmi, Arab dan Inggris. Jadi anda bisa bayangkan, bagaimana saya bisa berbahasa Gorontalo, sedangkan menggunakan bahasa Indonesia saja merupakan pelanggaran berat.
Setelah 6 tahun hidup berasrama di pesantren, dengan segala suka dukanya. Dengan segala permasalahan yang timbul di dalamnya. Akhirnya tahun 2005 saya menyelesaikan pendidikan saya di pesantren tersebut. Dan di tahun yang sama saya melanjutkan studi saya di Universitas Al – Azhar, Kairo.
Mengenai studi saya yang satu ini, bisa dibilang bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Enam atau tujuh tahun sebelumnya, tepatnya ketika saya masih menjadi siswa putih merah saya pernah bermimpi (di siang bolong) bahwa suatu saat (ketika saya sudah dewasa kelak) saya ingin belajar dan menimba ilmu di Negerinya Cleopatra tersebut. Ketika itu, orang tua saya mendukung dan mengatakan kepada saya : belajar baik – baik, insya Allah terkabulkan. Dan hingga kini saya yakin bahwa berkat doa orang tua sayalah sehingga saya bisa menggapai cita – cita saya tersebut.
Di Al – Azhar saya mengambil Fakultas Teologi Islam (Ushuluddin), dan ketika memilih Spesifikasi jurusan, saya memilih jurusan tafsir dan ilmu – ilmu Al – Qur’an. Sebenarnya kurang tepat kalau dikatakan saya memilih Fak. Ushuluddin. karena pada mulanya, ketika saya mengisi formulir pendaftaran, saya mengisi formulir saya pada pilihan pertama saya memilih Fakultas Syariah wal Qanun Jurusan Syariah wal Qanun. Dan pada pilihan kedua, saya memilih Fakultas Dirasat Islamiyah (Islamic Studies). Namun apalah daya, ketika saya Muqayyad (alias diterima atau accepted), saya lulusnya di Fakultas Ushuluddin. Untuk membesarkan hati saya, saya berkata pada diri saya sendiri bahwa Azhar (yang benar adalah Allah) telah memilihkan untuk saya yang terbaik untuk saya, jadi terima dan jalani dengan sungguh – sungguh dan tawwakal. Dan begitulah hingga saya lulus di Fakultas Ushuluddin.
Setelah 4 tahun di Kairo, akhirnya saya menyelesaikan studi saya di Al – Azhar dan kembali ke tanah air. Sebenarnya ada keinginan melanjutkan studi S2 di fakultas dan universitas yang sama. Namun ada sebuah perjanjian yang mengharuskan saya kembali ke tanah air, sehingga keinginan itu saya harus pendam ataupun saya tahan sejenak hingga suatu saat nanti perjanjian itu selesai. Amin.
Dan di sinilah saya sekarang, di pesantren yang ikut membesarkan saya. Hanya saja dengan status berbeda. Dahulu saya adalah santri, sekarang saya menjadi salah satu staf pengajar di pesantren almamater saya tersebut. Itulah riwayat pendidikan saya, insya Allah akan di update kalau sudah bertambah lagi jenjang pendidikannya.
Sekarang saya akan menceritakan hobi saya. Sebenarnya saya bingung dengan hobi saya, apakah ini bisa dikatakan hobi atau tidak. Saya senang membaca buku, baik itu fiksi ataupun non fiksi. Tapi saya lebih cenderung membaca buku fiksi, sedangkan yang non fiksi tergantung penulisnya ataupun isi bukunya.
Satu – satunya hal yang saya bisa katakan dengan lantang tentang hobi saya adalah sepakbola. Semua yang berkenaan dengan sepak bola pasti menarik perhatian saya. Tidak bermain bola dalam satu hari saja, menjadi hal yang membosankan dan menjengkelkan menurut saya. Klub Favorit saya adalah AC Milan, sedang Negara yang selalu saya dukung adalah Italy (dan tentu saja Indonesia).
Makanan kesukaan saya adalah semua makanan yang penting halal dan harus pedasJ. Makanan Cita rasa khas Mesir menjadi sesuatu yang sangat saya rindukan saat ini. Firakh, ‘Isy, Fuul, Tha’meya, Thursy, Kusyari, dan lain – lainnya senantiasa terbayang dalam ingatan saya dan menggoda saya untuk merasakan kembali rasa itu. namun saya harus menahan perasaan itu hingga suatu saat ketika waktu itu tiba dan saya diperkenankan kembali (atas izin Allah) untuk merasakan semua yang saya rasa di Negeri kedua saya tersebut.
Mungkin ini dulu yang saya bisa ceritakan tentang saya. Dengan mengenal saya lebih dekat, mungkin anda akan lebih tahu seperti apa saya sebenarnya.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh

Gorontalo, 1 Juni 2011 M/ 29 Rajab 1432 H.

SALAM

Bismillahi Ar-Rahman Ar-Rahim
Assalamu ‘alaikum Warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Yang tidak ada tuhan melainkan Dia, Yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Telah kafir orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan telah kafir orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Tsalistu Tsalatsah (Tuhan Ketiga dari Tiga Tuhan). Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan manusia (atas izin Allah) untuk menyembah Tuhan Yang Esa dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya. Dialah Nabi Penutup risalah para Nabi, dan tidak ada lagi kenabian setelahnya hingga akhir zaman kelak. Semoga kasih sayang Allah terlimpah kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya. dan semoga pula kita mendapatkan syafa’atnya di hari perhitungan kelak. Amin, Wa ba’du
Rasa syukur yang tak terkira akhirnya bisa kembali beraktifitas di blogspot setelah beberapa waktu vakum dan jumud dari dunia blogspot. Keinginan untuk berbagi pengetahuan dan pikiran mendasari dibuatnya blogspot ini. Bukan berarti bahwa saya adalah orang yang pintar dan ingin mengajari anda sekalian. Sama sekali saya tidak bermaksud begitu. Saya hanya ingin melaksanakan apa yang saya dengar dari Rasulullah SAW bahwa beliau memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan apa yang kita ketahui kepada orang lain. Oleh karena itu dengan segala kekurangan, saya memberanikan diri untuk menuliskan apa yang saya ketahui. Dan saya yakin, di antara pembaca sekalian ada yang lebih tahu dan memahami apa yang saya tuliskan. Oleh karenanya, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan pada blogspot ini, saya mengharapkan saran dan perbaikan dari saudara/i sekalian.
Akhirnya, saya mengharapkan kepada Allah agar usaha saya ini dimasukkan ke dalam amal shaleh yang dapat menyelamatkan saya dari panasnya api neraka. Dan saya juga berharap semoga dijauhkan dari sifat riya’ yang menghapuskan pahala amal shaleh. Amin ya rabbal ‘alamin.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh
Gorontalo, 01 Juli 2011 M/ 29 Rajab 1432 H