Thursday, December 17, 2015

Kisah Klasik Kehidupan

kisah klasik itu bermula dari sebuah keputusan untuk merantau,meninggalka­n segala kenangan demi menggapai cita.
dan dari sinilah kisah itu bermula, sebuah kejutan menyambut sang tamu dengan tertawa mengejek ketika kaki ini menapak untuk pertama kalinya di dunia pasir. kardus-kardus tanah menyambut kita, membuyarkan segala bayangan semu kita, mengantarkan kita kepada kenyataan hidup. ditambah dengan kesemrawutan kehidupan di negeri tujuan ini, semakin lengkaplah kejutan itu. Seluruh pepasir di negeri ini seolah bersuara lantang: inilah negerimu sekarang!!!!! negeri untuk meraih segala cita-citamu!!!!!
cita-cita apa??? yang mana??? apakah aku pernah mempunyai cita-cita seperti itu???
sederet pertanyaan, walaupun tak pernah terucapkan dengan kata,tapi terucap dengan prilaku.
dan secara perlahan, segala pengorbanan itu tersia-siakan hanya karena kita tlah melupakan cita-cita. pengorbankan segala materi itupun tlah terlupakan. pengorbanan dengan meninggalkan semua yang kita cintai pun seolah tak mampu tuk menyadarkan kita,bahwa kita telah menyimpang jauh dari tujuan awal kita...
dan...akhirnya kemalasan telah menjadi sahabat sejati kita.
entah berapa kali kita mengkonsumsi ilmu, yang pasti takkan lebih banyak dari konsumsi kita terhadap pepsi. bahkan kita enggan tuk menyapanya.menyentuh­nya layaknya sebuah bola yang selalu kita samakan layaknya makanan yang kita konsumsi dan kita nikmati. tak pernah!!!!!!
dan akhirnya, penyesalanlah yang menemani kehidupan kita selanjutnya. ketika pengumuman berdiri angkuh memamerkan hasil usaha kita.... dan kita???
kita terpilah-pilah dan dipilih-pilih sesuai dengan kristalisasi keringat kita dan ketaatan kita kepada-Nya.sudah tentu, orang yang telah berusaha sebaik mungkin takkan mungkin gagal,kalaupun ada, itu semua murni untuk menguji hamba-Nya sejauh mana dia bisa bersabar. sedangkan kita yang hanya bermalas-malasan, itu semua merupakan hasil dari buah tangan kita sendiri,tak ada yang berhak untuk kita salahkan selain diri kita sendiri.kalaupun ada yang mendapatkan hasil yang lebih dari apa yang ia usahakan,sesungguhny­a itu semua merupakan anugerah tuhan kepadanya,untuk mengetahui sejauh mana ia mensyukurinya dan bagaimana ia menyikapinya.apakah dengan perbuatan yang sama dengan sebelumnya atau dia telah berubah. itu semua untuk menjadi ibrah bagi orang lain.
orang yang mendapat kabar memuaskan itu, sudah tentu ia senang dan bersyukur kepada tuhannya. akan tetapi bagaimana dengan yang sebaliknya???
penyesalan memenuhi hatinya, air matapun membasahi sudut matanya, walau ada juga yang tidak menangis, tapi sesungguhnya hati itu ikut menangis
bagaimana mungkin tidak menyesal???
bagaimana mungkin tidak menangis???!!
membayangkan segala apa yang akan kita hadapi selanjutnya, pertanyaan orang tua kita yang seolah-olah bagaikan pisau yang mengiris dan menguliti kulit kita. perih dan sakit. betapa tidak?! karena kita secara sengaja tlah mengkhianati kepercayaan orangtua kita kepada kita.
membayangkan waktu kita yang harus menunggu 1 tahun lagi untuk bisa merasakan tingkat yang lebih tinggi,ilmu yang lebih tinggi, biaya hidup yang semakin membengkak yang berimplikasi pada pembebanan kepada orangtua, tertundanya beasiswa, tertundanya niat kita tuk bertemu lebih cepat dengan orang-orang yang kita kasihi.
akan tetapi... apa manfaat penyesalan dan tangisan itu???
tidak ada!!!!!
tangisan kita takkan merubah nilai yang sudah pasti itu. air mata kita takkan bisa menggantikan tinta merah menjadi hitam. penyesalan kita takkan bisa merubah segalanya!!!!
oleh karena itu, tangis bukanlah solusinya.solusi itu adalah dengan berubah !!!
merubah segala kemalasan kita,keteledoran kita dan kekurangan kita. biarlah kesalahan kita yang dulu menjadi sebuah kisah klasik dalam kehidupan kita.sekarang songsonglah masa depan !!!!!
seekor kerbau yang pernah terperosok pada satu lubang ia takkan mengulanginya masuk ke lubang yang sama ntuk kedua kali. maka kita yang alllah tlah bekali akal harusnya lebih baik dari seekor kerbau. jangan lagi terperosok ke lubang"kemalasan"­.
akhirnya,....
selamat berimtihan ria, semoga kita termasuk minan najihin. 
Kairo, 23 April 2007
*tulisan ini adalah repost dari blog saya sebelumnya.

0 comments:

Post a Comment